Merangkai Kata Merajut Makna

Men-Tema-i Unmer Bershalawat 1436 H*


"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab' 33:56)



 "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali saja, niscaya Allah akan memberikan sepuluh kesejahteraan kepadanya dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan dan diangkat baginya sepuluh derajat." (HR. Bukhari, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim).




Atas dasar firman Allah dan hadits di atas, maka umat Islam di manapun berada selalu membacakan shalawat kepada Rasulullah setiap waktu shalat maupun setiap kali mendengar namanya disebut. Sebab dengan membacakan satu kali shalawat kepada Rasulullah, maka balasannya adalah mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburukan.

Seorang hamba yang mencintai Allah, maka ia akan dicintai pula oleh Allah Swt yang dicintainya. Dan hanya orang yang dicintai Allah, yang dianugerahi iman oleh-Nya. Adapun orang yang tidak dicintai Allah, tidaklah dianugerahi iman oleh-Nya. Karena itu, Allah Swt mencintai orang beriman. Sebaliknya, orang-orang yang beriman sangatlah cinta kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 165.

Seorang Muslim yang mencintai Rasulullah Saw, lalu patuh dan mengikuti ajaran-ajaran yang dibawa atau disampaikan Rasulullah Saw, dan juga meneladani akhlak mulianya, maka cintanya pada Rasulullah Saw merupakan balasan atas cinta Rasul kepadanya, sebab “Rasulullah Saw sangat mencintai umatnya”, sebagaimana yang dapat dipahami dari firman Allah Surat At-Taubah ayat 128. Dan jika demikian, kelak ia akan mendapatkan syafaat Rasulullah pada hari kiamat.

Konsep “cinta segitiga” adalah sikap cinta yang selalu terhubung dengan kesadaran akan Allah, jika seseorang mencintai sesuatu, maka kecintaannya itu mesti terhubung dengan cinta Allah. Ada Allah, Muhammad, dan Manusia, yang kesemuanya menjadi suatu kesadaran cinta. Bentuk cinta tersebut akan terkait dan berada di dalam cinta religiusitas-ketuhanan. Kesadaran kealamsemestaan ialah kesadaran terhadap kodrat atau keniscayaan yang tidak dapat ditawar”. Kesadaran tersebut adalah kesadaran pada sesuatu yang mutlak sebagai hukum alam, yang disebut  sebagai hukum-sunnatullah, dan kemutlakan itu ada pada Allah.

Mencintai Rasulullah Saw merupakan bukti atau tanda dari cintanya sebagai hamba kepada Allah Swt, sebab seseorang yang mencintai Allah, haruslah mencintai Rasulullah Saw, dan itu juga berarti ia telah memiliki kunci penting untuk meraih cinta Allah serta ampunan Allah atas dosa-dosanya. Para pencinta Rasulullah Saw itu yang pertama dan utama adalah keluarga dekat beliau yaitu istri beliau, anak-anaknya dan cucunya. Kemudian para sahabat beliau, para tabi’in, tabi’ at-tabi’in, lalu umat beliau secara umum.

Sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr. Musfir bin Said az-Zahrani, bahwa cinta manusia kepada Allah, adalah dasar dari semua cinta kepada yang lainnya. Orang yang mencintai Allah, maka ia akan mencintai semua yang mendekati Allah. Sesungguhnya cinta manusia kepada Allah akan menjadi energi yang mampu mengarahkan perilakunya menuju kebaikan dan keridhaan-Nya. Cinta ini pula yang dapat menjauhkan seseorang dari semua yang dibenci Allah Swt.

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan, bahwa tidak ada sesuatupun yang lebih dicintai oleh hati (orang beriman) melebihi cintanya kepada Tuhannya, Penciptanya. Dia-lah yang disembah olehnya. Dia-lah yang menjadi walinya, Pengaturnya, Pemberi rezekinya, yang mematikan dan menghidupkannya. Cinta hati (orang beriman) kepada Allah merupakan suatu kenikmatan dan kesenangan bagi jiwa, kehidupan bagi ruh, kekuatan bagi hati, cahaya bagi akal dan pendorong bagi ruhani. Tiada sesuatupun yang lebih baik bagi hati yang jernih, ruh yang baik dan akal yang cerdas, kecuali kerinduan untuk ‘berjumpa dengan Tuhannya’. Inilah keindahan paling berharga bagi hati dan kenikmatan yang melebihi kenikmatan apapun.

            Inilah puncak “cinta” dari segala cinta. Cinta segitiga yang Allah sendiri mengajarkanya lewat perintah bershalawat yang di tujukan pada makhluk terkasihnya yaitu Rosulullah SAW. Sejalan dengan akan di adakanya Shalawat Akbar bertajuk “Unmer Bershalawat” bersama majelis maulid wa ta’lim “RIYADLUL JANNAH”, kami team Panitia Pelaksana bermaksud mengambil tema, “Memadu Cinta Segitiga Allah, Rosulullah, Kita, lewat Shalawat & Cinta”

"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, 
Ikutilah Aku (Rosulullah), niscaya Allah mengasihi dan 
mengampuni dosa-dosamu''.(QS. Ali Imron : 31)


 --Team Panitia Pelaksana--
  ______
source :
1. Cinta Segitiga Allah-Rosulullah-Manusia - Muhammad Rusli Amin, Al-Ustadz H. MA / Muhammad Guntur Alting, H. Dr. M.Pd., M.Si 
2. Pemikiran Emha Ainun Nadjib Dalam Tinjauan Filsafat Humanisme: Kontribusinya Bagi Perkembangan Kehidupan Sosial. Tesis, Sumasno Hadi. [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2011


Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentar lah dengan sopan