"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab' 33:56)
"Barangsiapa yang bershalawat kepadaku
satu kali saja, niscaya Allah akan memberikan sepuluh kesejahteraan kepadanya
dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan dan diangkat baginya sepuluh
derajat." (HR. Bukhari, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim).
Atas dasar firman Allah dan hadits di atas,
maka umat Islam di manapun berada selalu membacakan shalawat kepada Rasulullah
setiap waktu shalat maupun setiap kali mendengar namanya disebut. Sebab dengan
membacakan satu kali shalawat kepada Rasulullah, maka balasannya adalah
mendapat sepuluh kebaikan dan dihapuskan sepuluh keburukan.
Seorang hamba yang mencintai Allah, maka ia
akan dicintai pula oleh Allah Swt yang dicintainya. Dan hanya orang yang
dicintai Allah, yang dianugerahi iman oleh-Nya. Adapun orang yang tidak
dicintai Allah, tidaklah dianugerahi iman oleh-Nya. Karena itu, Allah Swt
mencintai orang beriman. Sebaliknya, orang-orang yang beriman sangatlah cinta
kepada Allah, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat
165.
Seorang Muslim yang mencintai Rasulullah Saw,
lalu patuh dan mengikuti ajaran-ajaran yang dibawa atau disampaikan Rasulullah
Saw, dan juga meneladani akhlak mulianya, maka cintanya pada Rasulullah Saw
merupakan balasan atas cinta Rasul kepadanya, sebab “Rasulullah Saw sangat
mencintai umatnya”, sebagaimana yang dapat dipahami dari firman Allah Surat
At-Taubah ayat 128. Dan jika demikian, kelak ia akan mendapatkan syafaat
Rasulullah pada hari kiamat.
Konsep “cinta segitiga” adalah sikap cinta yang
selalu terhubung dengan kesadaran akan Allah, jika seseorang mencintai sesuatu,
maka kecintaannya itu mesti terhubung dengan cinta Allah. Ada Allah, Muhammad,
dan Manusia, yang kesemuanya menjadi suatu kesadaran cinta. Bentuk cinta
tersebut akan terkait dan berada di dalam cinta religiusitas-ketuhanan.
Kesadaran kealamsemestaan ialah kesadaran terhadap kodrat atau keniscayaan yang
tidak dapat ditawar”. Kesadaran tersebut adalah kesadaran pada sesuatu yang
mutlak sebagai hukum alam, yang disebut
sebagai hukum-sunnatullah, dan kemutlakan itu ada pada Allah.
Mencintai Rasulullah Saw merupakan bukti atau
tanda dari cintanya sebagai hamba kepada Allah Swt, sebab seseorang yang
mencintai Allah, haruslah mencintai Rasulullah Saw, dan itu juga berarti ia
telah memiliki kunci penting untuk meraih cinta Allah serta ampunan Allah atas
dosa-dosanya. Para pencinta Rasulullah Saw itu yang pertama dan utama adalah
keluarga dekat beliau yaitu istri beliau, anak-anaknya dan cucunya. Kemudian
para sahabat beliau, para tabi’in, tabi’ at-tabi’in, lalu umat beliau secara
umum.
Sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dr. Musfir
bin Said az-Zahrani, bahwa cinta manusia kepada Allah, adalah dasar dari semua
cinta kepada yang lainnya. Orang yang mencintai Allah, maka ia akan mencintai
semua yang mendekati Allah. Sesungguhnya cinta manusia kepada Allah akan
menjadi energi yang mampu mengarahkan perilakunya menuju kebaikan dan
keridhaan-Nya. Cinta ini pula yang dapat menjauhkan seseorang dari semua yang
dibenci Allah Swt.
Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan, bahwa
tidak ada sesuatupun yang lebih dicintai oleh hati (orang beriman) melebihi
cintanya kepada Tuhannya, Penciptanya. Dia-lah yang disembah olehnya. Dia-lah
yang menjadi walinya, Pengaturnya, Pemberi rezekinya, yang mematikan dan
menghidupkannya. Cinta hati (orang beriman) kepada Allah merupakan suatu
kenikmatan dan kesenangan bagi jiwa, kehidupan bagi ruh, kekuatan bagi hati,
cahaya bagi akal dan pendorong bagi ruhani. Tiada sesuatupun yang lebih baik
bagi hati yang jernih, ruh yang baik dan akal yang cerdas, kecuali kerinduan
untuk ‘berjumpa dengan Tuhannya’. Inilah keindahan paling berharga bagi hati
dan kenikmatan yang melebihi kenikmatan apapun.
Inilah puncak “cinta”
dari segala cinta. Cinta segitiga yang Allah sendiri mengajarkanya lewat perintah
bershalawat yang di tujukan pada makhluk terkasihnya yaitu Rosulullah SAW. Sejalan
dengan akan di adakanya Shalawat Akbar bertajuk “Unmer Bershalawat” bersama majelis maulid wa ta’lim “RIYADLUL JANNAH”, kami team Panitia Pelaksana
bermaksud mengambil tema, “Memadu Cinta Segitiga Allah, Rosulullah, Kita,
lewat Shalawat & Cinta”.
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
Ikutilah Aku (Rosulullah), niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu''.(QS. Ali Imron : 31)
--Team Panitia Pelaksana--
______
source :
1. Cinta Segitiga Allah-Rosulullah-Manusia - Muhammad Rusli Amin, Al-Ustadz H. MA / Muhammad Guntur Alting, H. Dr. M.Pd., M.Si
2. Pemikiran Emha Ainun Nadjib Dalam Tinjauan
Filsafat Humanisme: Kontribusinya Bagi Perkembangan Kehidupan Sosial. Tesis, Sumasno Hadi. [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada, 2011
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentar lah dengan sopan