Reportase KanTin Kare #1
Ilmu merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan dalam eksistensi kehidupan manusia. Bahkan dalam
Al-Qur’an ditegaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat manusia dengan iman
dan ilmu, sebagaimna firma Nya : “Niscaya Allah akan mengangkat orang-orang
yang beriman di anatara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat “(QS. Al-Mujadillah:11)
Begitu
pentingnya ilmu dalam eksistensi kehidupan sehingga mencari ilmu diwajibkan
bagi seluruh umat islam, sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah riwayat hadis
dari sahabat Anas yang artinya :”menari ilmu diwajibkan atas semua orang islam
(HR. Al-Baihaqi).
Adalah
agar seseorang berhasil dalam menuntut ilmu maka ada etika maupun adat yang
digariskan oleh para ‘ulama yang berpengalaman dibidang itu. Salah satu etika
dalam menuntut ilmu yang diketengahkan oleh KH. Hasyi Asy’ari dalam kitab yang
berjudul “ Adab al-‘Alim wa al- Muta’alim’ dalam kitab tersebut beliau
kemukakan bahwa para penuntut ilmu wajib melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Membersihkan Hati
Penuntut lmu harus
membersihkan hatinya dari kotoran-kotoran yang bisa menghambat cahaya ilmu.
Kotoran-kotoran hati itu antara lain: menipu, dusta, berburuk sangka, riya’,
sum’ah , dan takabur.
2.
Meluruskan Niat
Seorang penuntut ilmu
harus menanta niatnya terlebih dahulu. Niat dalam mencari ilmu adalah untuk
melaksanakan kewajiban yang pada puncaknya adalah mencari keridhaan Allah, dan
jangan sekali-kali dalam menuntut ilmu tersebut berniat untuk menari pangkat,
jabatan, gelar, kehormatan, harta, maupun pekerjaan, sekalipun semua itu bisa
diraih kerana ilmu.
3.
Mengoptimalkan Masa Muda
Penuntut ilmu harus
bergegas dan serius dalam menuntut ilmu terutama pada usia mudanya yang realtif
lebih luang dan potensial. Jangan sampai seorang penuntut ilmu menggunakan masa
mudanya pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu “Menangislah di masa mudamu agar kau tertawa
nanti dimasa tuamu”.
4.
Memiliki Jiwa Qana’ah
Seorang penuntut ilmu
harus bersikap sederhana tidak berlebihan dalam hal makanan maupun pakaian.
Sebab dengan kesederhanaan ini seorang mendapat kelapangan dalam memperoleh
ilmu, memantapkan hati dalam menggapai cita-cita, serta memancarkan
sumber-sumber hikmah.
5.
Pandai Mengatur Waktu
Seorang penuntut ilmu
harus pandai dalam mengatur waktunya untuk belajar. Dia harus memanfaatkan
malam harinya untuk membaca dan menghafal, pagi harinya untuk memperdalam
pembahasan, siang harinya untuk menulis, berdiskusi serta mengulang lagi apa
yang telah dibaca da dihafal semalam. Dalam hal ini figur yang patut dicontoh
yaitu sahabat Rasulullah, Abu Hurairah beliau selalu membagi waktu malamnya
menjadi empat jam untuk tidur, empat jam
untuk belajar, dan empat jam untuk sholat.
6.
Mengurangi Makan Dan
Minum
Seorang penuntut ilmu
tidak boleh makan dan minum yang berlebihan, bahkan sedapt mungkin harus
menguranginya. Sebab perut yang penuh oleh makanan akan menyebabkan malas
belajar. Penegasan KH. Hasyim Asy’ari ini sangat beralasan, sebab perut yang
seharusnya berisi tiga komponen: makanan, minuman, dan pernafasan hanya terisi
makanan dan minuman saja sehingga ruang untuk bernafas menjadi terganggu yang
berakibat pada sulitnya kreatifitas berfikir.
7.
Menjaga Kehormatan Diri
Seorang penuntut ilmu
harus bisa menjaga kehormatan diri (wara’) dan berhati-hati dalam segala hal:
menjaga makanan, minuman dan pakaian serta tempat tinggalnya dari hal yang
diharamkan.hal imi dimaksudkan agar hatinya bisa tenag dan lapang sehingga dapt
meneria cahaya ilmu.
8.
Mengurangi Tidur
Seorang penuntut ilmu
harus mengurangi tidurnya selama kesehatannya tidak terganggu. Membatasi waktu
tidur memang perlu dilakukan bagi seorang penuntut ilmu, sebab jika waktu tidur tidak dibatasi
maka aktifitas menuntut ilmu jadi terganggu. Sebagai pertimbangan, para ahli
medis mengalokasikan waktu tidur yang normal sehai-semalam dalam waktu 8 jam.
Sahabat Abu Hurairah sebagaimana yang disebutkan diatas, beliau hanya
mengalokasikan waktu untuk tidur selama empat jam sehari-semalam, dan
mengandekan waktu belajar juga selama
empat jam, sehingga tidak heran jika beliau termasuk sahabat yang paling banyak
meriwayatkan hadis dibanding sahabat-sahabat yang lain. Alangkah produktifnya jika
pengaturan belajar kita contoh dari Abu Hurairah tersebut. Figur lain adalah
(seorang ilmuan dan filusuf muslim dari spanyol) yang menulis dalam
otobiografinya “saya tidak pernah
berhenti belajarsetiap malam kecuali dua malam saja; yaitu malam kematian ayah saya
dan malam pertama pernikahan saya” dari uraian diatas dapat disarikan bahwa
seorang penuntut ilmu yang ingin
menggapai sukses dia harus mengagendakan waktu belajarnya yang cukup.
9.
Menghindari Pergaulan
Bebas
Bagi penuntut ilmu diharuskan bisa
menghindari pergaulan yang tidak diizinkan syariat, terutama pergaulan bebas
dengan lawan jenis. Hal ini perlu ditekankansebab pergaulan semacam ini hanya
menghamburkan usia dan pasti mengganggu aktivitas belajar. Oleh karena itu
dalam bergaul seorang penuntut ilmu hendaknya memilih kawan yang berakhlak
mulia agar berpengaruh pada dirinya dalam mencapai tujuan belajarnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentar lah dengan sopan