Hubbu Muqodis (Sacred Love)


  Allah SWT Sendiri lah sang Maha Cinta. Terhadap Makhluk yang di ciptakan-Nya telah Dia hamparkan pemaknaan Cinta yang sesungguhnya.
--NHjkc--

     Seringkali kami merasa "kurang enak" bilamana sudah menyinggung dengan kata "Cinta". Sederhana saja, karena kata Cinta ini telah di "degradasi" habis-habisan dari segi hakikat pemahaman kemudian sampai pada khalayak umum di balik-lah kata Cinta itu menjadi bias maknanya. Dewasa ini, Cinta difahami hanya milik anak muda ikhwan dan akhwat yang keduanya di tautkan hatinya menjadi benih asmara. Sangat dipersempit dan (maaf) di pencudangi sedemikian rupa, hingga orang lupa bahwasanya Jauh di atas itu ada "Cinta-Cinta" yang lain. Cinta yang Sejatinya Cinta, sebagaimana di ajarkan sang Maha Cinta.

      Allah SWT Sendiri lah sang Maha Cinta. Terhadap Makhluk yang di ciptakan-Nya telah Dia hamparkan pemaknaan Cinta yang sesungguhnya. Kepada Pepohonan dan bunga, dicukupinya semua kebutuhan yang diperlukan untuk tumbuh dan memperindah keberadaan nya dengan warna-warni bentuknya. Terhadap hewan Dia Hamparkan rerumputan hijau yang luas di padang sabana, ada daging-daging yang hanya butuh untuk di kejar bagi yang karnivora. Puncaknya, teruntuk Manusia --yang di dapuk menjadi Khalifah-Nya--, Cinta Allah SWT tiada terkira besarnya. Di anugrahinya fisik yang sempurna, keistimewaan-keistimewaan yang tidak diberikan kepada Makhluk lainya, juga Akal yang menjadikan Manusia bisa sangat Mulia di Semesta Rayya.

      Lebih kongkritnya, Cinta Rasulullah kepada semua Umatnya adalah pemaknaan cinta yang hakiki. Bagaimana bisa menjadi panutan dalam memaknai Cinta yang Suci. Setiap tindakan yang dilakukannya, syarat akanPengorbanan, Perhatian, Kasih Sayang, dst... itulah yang harusnya menjadi rujukan nilai Cinta yang Sebenar-benarnya.

      Makanya kami yang berhimpun di UKMI ini terkadang menjadi dilematis. agak takut dan terkadang sangat menghindari menggunakan kata ini dalam beberapa kesempatan. Kami sangat takut, "kalau-kalau" menjadi sesuatu yang ditangkap berbeda di kalangan khalayak umum yang pada akhirnya malah menjadi bumerang bagi kami yang berhimpun menjadi Agen of Rahmatan lil Alamin.

        Namun, itu bukan berarti kami menyerah begitu saja untuk permasalahan di atas. Kami bukanlah seperti halnya orang badui yang tak pernah mau ikut berjuang saat Rasulullah Perang melawan para penentangnya. Dengan Bekal sedikit "hidayah" yang diberikan Oleh-Nya, Kami akan melakukan "Recovery" makna Cinta dengan jalan menjadi abdi UKMi Al-Huda. Kami akan selalu berupaya mentransformasikan segala potensi yang dimiliki Organisasi ini, menjadi suatu tarbiyah Cinta Meluas yang harusnya menjadi tafsir bagi mereka yang ingin mengerti arti Cinta Secara Hakiki.

      Seperti halnya saat Kami diperjalankan oleh Allah SWT untuk melakukan salah satu Agenda rutin yang Bertajuk "Bakti Sosial (BAKSOS)" dimana bagi kami kegiatan ini bisa jauh lebih tinggi nilainya dari pada kegiatan wajib kampus yaitu KKN. bukan berarti agenda kami ini paling bagus atau merasa kegiatan lain tidak punya nilai. Kami pun tak pernah bisa meng-Klaim seperti itu, namun kami hanya me-Rasakan ketika ada beberapa rekan kami yang sudah pernah ikut dalam kegiatan itu. Dalam Baksos kami sangat Enjoy dan sangat tidak merasa terbebani menyelenggarakan acara ini. Karena kami di anugarahi rasa Cinta dan Syukur yang berlapis-lapis hingga badai topan sekalipun kami akan sangat tidak merasa keberatan sedikitpun untuk tetap menyiapkan gelaran Cinta itu.

      Apapun itu, tak perlu diperdebatkan lagi. Kami hanya akan memakai ilmu Orang Tua yang bernama "Pranoto Mongso" (Perhitungan Musim). Maksudnya, Kami akan membuat "Cuaca" dulu sebelum ingin menanam suatu tanaman tertentu. Kami menunjukkan terlebih dulu apa makna Cinta Suci sesungguhanya, baru kemudian kami akan "koar-koar" ataupun sebarkan itu kepada yang lain. Sebagaiman Rasulullah saat menyampakan Rahmatan lil Alamin-nya Isalam, tahap awal yang dilakukanya adalah Meyakinkan Keluarga, Sahabat, atau orang terdekatnya terlebih dahulu. Baru setelah menjadi Pasukan "Badar" yang siap tempur, Sang Nabi memulai untuk mengabarkan berita gembira kepada khalayak Umum. Allahu A'lam bi shawab..[ ]
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentar lah dengan sopan