Men-sholat Hajat-i Festival Band

Menghikmahi Shalat Hajat bersama Teman* HIMA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) @Masjid Al-Huda
"UKMI harusnya menjadi pionir. Harus menjadi Trendsetter ihwal slalu berharap  segala sesuatu agenda yang di ingini juga slalu harus diperjalankan oleh-Nya. Terlebih mampu Mengupayakan Kehadiran Allah di setiap keberlangsungan Agenda nya."
--Abdi UKMI '13-- 

   Kamis siang (07/05/2015) Ukhti Siti yang juga abdi ukmi 2014, mendadak muncul di depan sekertarian putra di Komplek Masjid Al-Huda.  Beliau datang bukan lantas tanpa tujuan dan maksud. Dengan nada yang sedikit tergesa beliau bermaksud menyampaikan keinginan dari rekan-rekanya yang di  HIMA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi), untuk mengajak kami yang di Ukmi ini, untuk menemani mereka semua melakukan shalat Hajat. Karena pada sabtu esoknya, teman-teman kita ini akan menggelar Acara besar yang bertajuk Festiva Band Indie.


       Tanpa berfikir panjang, saya langsung saja meng-iya-kan dengan mengatakan Insaallah kepada ukhti Siti. Saya belum tahu nanti siapa yang manjadi imamnya, teman-teman di ukmi ada acara ndak pada saat itu atau hal selainya menyangkut kesanggupan untuk menjalani. Dalam fikiran saya saat itu, ada hal menarik dan sungguh baru dengan Undangan tadi. Yang pertama, kenapa kami yang katanya lebih  “Religius” dalam arti bentuk organisasi yang berkutat dengan agama islam, justru belum ada fikiran untuk melaksanakan Hal ini (Shalat Hajat)?. Yang Kedua, Apa mungkin mereka –teman* dari HIMA—tadi sengaja di perjalankan oleh Allah untuk mengundang kami, sebagai “sindiran” karena secara tidak sadar, mungkin (maaf) lupa untuk slalu Menghadirkan Allah dalam setiap Agenda yang ingin digelar?.Meskipun kita juga tak pernah lupa untuk berdo’a dalam setiap kali akan memulai dan meng’akhiri setiap rembug ataupun saat acara dilangsungkan.

                Budaya  me-misah*-kan atau lazim disebut Sekularisme telah menggempur habis-habisan tata cara kehidupan kita ke arah peng-kotak*-an . misalnya saja kalau kita melakukan aktifitas, yang disebut ibadah itu ya cuman shalat, puasa, zakat atau yang lainya dalam rukun islam. Sedangkan untuk belajar, bekerja, atau mengadakan agenda acara kita sering menganggapnya bukan ibadah. Padahal bukan seperti itu. Apapun yang dilakukan oleh manusia di muka bumi ini adalah ibadah meskipun bentuk ibadahnya mempunyai dimensi yang berbeda. Ada yang namanya Ibadah Mahdhoh (seperti shalat, puasa, dsb..) dan ada ibadah Muamallah yang sifatnya horizontal melakukan kebaikan dan kebermanfaat bagi sesama.

Apa yang dicontohkan kawan* dari HIMA ini sangat menarik lebih* juga sangat meng’inspirasi.  Terlepas dari Sentimen atau tanggapan beberapa orang, termasuk salah Satu Senior Akhwat ukmi yang juga masih bergabung di HIMA. Beliau untuk acara ini sengaja tidak mau ikut campur, karena kurang berkenan di hati. Namun tetap saja ada hikmah yang harus di ambil. Bukan pada agendanya, melainkan “Cara” penyusunan konsep agenda yang sangat Islami. Dimana mereka mempunyai kesadaran dimana apapun dan sehebat apapun mereka melakukan usaha, hanya Hak Progratif dan kuasa Allah yang mampu men-sukses-kan agenda mereka. Mereka hanya perlu melakukan sebaik yang mereka Mampu dan Allah yang menentukan.


Kedepan UKMI harusnya melakukan seperti apa yang dilakukan HIMA. UKMI harus punya kesadaran yang komprehensif antara Qudrah dan Iradah Allah. Harus memahami Hak dan Kewajiban secara utuh dan kontekstual.  Seperti halnya saat menanam bunga,bila ingin bunga itu tumbuh dan bermekaran indah,  yang menjadi kewajiban kita hanyalah Merawat, memupuk dan Ngopeni  sebaik dan semampu kita. Urusan bunga itu bisa tumbuh, berbunga dan lain sebagainya adalah semata karena Kuasa Allah. Puncaknya UKMI harusnya menjadi pionir. Harus menjadi Trendsetter ihwal slalu berharap  segala sesuatu di'ingini juga slalu diperjalankan oleh-Nya. Terlebih mampu Mengupayakan Kehadiran Allah di setiap keberlangsungan Agenda nya.

Ndak usah nunggu*, sebentar lagi UKMI punya hajatan yang tak kalah Besar dengan Festival Band ini. Yakni Unmer Bershalawat yang Insaallah akan di hadiri sekitar 25.000 orang. kira-kira bisa ndak UKMI mengamalkan seperti halnya yang HIMA lakukan ini? kalau tidak ya, harus dipertanyakan "Eksistensi"nya sebagaimana sesumbarnya tempo hari tentang UKMI Sebagai Mercusuar Peradaban Universitas itu.[ ]

Penulis : M. NurHadi (abdi UKMI '13)
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentar lah dengan sopan