Memaknai menjelang me'Lembayung-nya Ketum UKMI (Akhina Dika)
Perpisahan termanis
Lembayung Senja tlah tiba
membawa angin duka
Hapuskan rasa dijiwa
kisah kita bersama
esok antum kan pergi
tinggalkan kami sendiri
lalui hari demi hari
sunyinya menusuk hati
inikah luka saat berpisah
sakitnya tak mampu terucap
semua adalah kehendak-Nya
yang terbaik bagi kita
tak usah engkau menangis
jadikan saja ini perpisahan termanis
Lembayung secara tekstual sendiri berarti jingga. namun jika di tarik dalam terminologi "alam jagad rayya", lembayaung senja merupakan fase puncak dari pergerakan matahari pada satu hari. ditandai dengan condongnya matahari di sisi barat, yang mulai menyejuk dn bewarna jingga keemas-emasan cakrawala menjadi pemandangan se'anggun-anggunya saat itu. Secara filosofis, ia juga memiliki arti yang sangat mendalam.
Namun di balik gemerlap keindahanya tadi, mau tidak mau, suka atau tidak suka setelah itu lembayung akan hilang dari peraduanya. digantikan gelap, malam pekat, yang tak menyisakan cahaya jingganya. semuanya hanya bisa terkenang di relung hati, lewat angan ketika lembayung menampakan wajahnya.
Dia harus memang pergi. Mengikuti Sunatullah, sebagaimana makhluk ciptaan yang lain. melewati fase kehidupan sesuai Qudrah-Nya. Memang ada perasaan kehilangan yang akan terasa menusuk hati bagi kita,seorang manusia sempurna yang mempunyai cipta, rasa, juga karsa. yang terkadang bisa mencintai sesuatu yang sangat mendalam.
Tak ada yang bisa dilakukannya (manusia) selain ikhlas dan bisa menerima kepergianya. karena semua memang sudah menjadi kehendak-Nya. Lembayung senja memang Sangat indah. maka tidak heran jika banyak yang meng'idiomkan menjadi saat-saat paling romantis selain saat matahari terbit dan juga bulan purnama beserta bintang gemintang. Lalu ia harus rela akan di gantikan gelap malam. harus rela lenyap dari pandangan manusia, meski jua bukan hilang begitu saja. hanya saja untuk sejenak sembunyi dari peraduanya.
Begitu Juga dengan Manusia. Manusia bukanlah makhluk yang kekal di dunia ini, yang kekal
hanyalah Sang Pencipta Kehidupan. Sadar akan jiwanya yang tidak sempurna, Sang
Pencipta menyuruh kepada umatNya untuk menyempurnakan kehidupan sesuai dengan
apa yang telah diajarkan. Usia begitu mudah menjadi tua, dan kematian selalu
dekat kepada manusia. Allah menyimbolkan sikap yang seharusnya manusia lakukan
sebelum kematian menjelang, melalui bahasa alam. Ia menciptakan lembayung senja
sebelum kegelapan tiba merupakan fase ketika matahari memancarkan cahaya yang
begitu indah sehingga menghiasi cakrawala menjadi merah jingga sebelum akhirnya hilang
ditelan kegelapan malam.
Meskipun hanya sebentar, bayangan tentang senja yang indah
akan selalu melekat di benak manusia yang pernah melihatnya. Manusia pun
begitu. Sebelum kematian (bisa di artikan pepisahan) menjelang, manusia harus mempersiapkan bekalnya. Ia
harus lebih matang—baik dalam iman maupun sikap—agar kematian yang membayang di
depan matanya telah siap untuk dihadapi.
Tak perlu ada tangis kesedihan. Tek perlu ada rasa ketidk adilan dari Sang Pencipta. Yakini saja semua adalah yang terbaik bagi kita semua. Dan Alangkah indahnya kita bisa menjadikan ini semua bukan sebagai perpisahan yang memilukan, melainkan perpisahan penuh haru dan saling meng'ikhlaskan. Terlebih menjadi perpisahan "termanis" yang abadi dalam kehidupan.
Lembayung senja merupakan fase puncak dari pergerakan matahari dalam satu hari. Ketika lembayung berakhir, matahari telah utuh terbenam di ufuk barat dan secara perlahan akan berganti dengan kegelapan. Bersyukurlah jika manusia di bumi masih menikmati saat-saat yang romantis ini, karena ketika lembayung dan senja banyak sekali diidiomkan orang sebagai saat-saat yang paling romantis di samping saat matahari terbit dan bulan purnama dengan bintang gemintangnya.
--Abdi Ukmi--
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentar lah dengan sopan