Pada tahun 1768 ada sebuah keluarga adi negara Skotlandia yang bernama
Stevenson ditunjuk sebagai “cheif engginer” dalam pembentukan
mercusuar “Northern Lighthouse Trust”. Karena perlu diketahui, selama
berabad-abad lautan di sekitar sangat sering terjadi kapala karam.
Malam hari, satu-satunya cahaya yang menyala di seluruh pesisir pantai
adalah sebuah api batu bara di sebelah timur, yang biasanya padam saat
hujan atau badai. Ribuan “Nyawa” tenggelam setiap tahun. Selama dua abad
berikutnya, empat generasi keluarga Stevenson berjuang melawan cuaca
buruk, garis-garis pantai yang dipotong, untuk membangun sejumlah
mercusuar di beberapa tempat paling terpencil digaris pantai dan batu
karang Skotlandia. Apa yang mereka lakukan sangat mengagumkan.
Para Stevenson mendesain banyak mercusuar untuk menahan angin topan dari
Laut Utara dan mengawasi pembuatan bangunan yang sesungguhnya, yang
kadang-kadang keadanya sangat menyedihkan. Tentangan dari Senior
arsitek, kehilangan anggota keluarga serta para pekerja mengiringi
perjuangannya. Perancangan blok-blok granit agar tak bergeming dihantam
gelombang dahsyat, mereka mengembangkan lensa sendiri tujuanya
mengirimkan cahaya melintasi air sejauh berkilo-kilo meter. Apabila
lampu menyala, tak akan ada kapal terporosok pada karang-karang
tersembunyi. Dan sampai kini, berkat rahmat Allah mercusuar itu tetap
berdiri kokoh di tengah gerusan air laut dan sejak itu karang yang
terkenal dengan nama Bell Rock itu tak pernah lagi menelan korban jiwa
-- buah kerja keras, kepercayaan diri, visi “Mulia” yang dimiliki
Stevenson. (diambil dari buku “unlesh your other 90%” Robert k. Cooper)
Berangkat dari Visi “mulia” itu lah mungkin, ada titik temu yang
komperhensif antara mercusuar “Bell Rock” dengan keberadaan “Ukmi
Al-huda” di Unmer ini. Tentu dengan dimensi yang sangat berbeda, jika
Bell Rock pada sisi fisik manusia sedangkan Ukmi dalam sisi
religiuasitas/spiritual. Sederhana saja, dalam prosesnya visi ukmi
sendiri adalah “memancarkan” seluas-luasnya nilai islam yang kaffah,
islam yang benar baik dan indah yaitu islamnya Rosulullah kepada semua
civitas akademika Unmer khususnya, Masyarakat pada umumnya. Seperti
halnya Rosulullah dalam “fathu makah” misalnya dan juga Stevenson dalam
kisah diatas, Kami yang berada di Ukmi ingin setidaknya minimal menjadi
“mercusuar” bagi dirinya sendiri, menyelamatkan dari kemungkinan
“karamnya” akibat karang “hedonisme” dan “sekular” yang dewasa ini
bermunculan secara berkesinambungan dan massif.
Tentu dalam
sebuah perjuangan tak ada yang mudah. Pengorbanan, kerja keras, terlebih
kepercayaan diri tak pelak harus ditumbuhkan, di dinamisasi dan selalu
menjadi pribadi yang di kehendaki (coba buka Qur’an Surat An-Nur : 35)
oleh Allah agar Cahaya pemberian-Nya dapat terpantulkan secara sempurna
dan menerangi. Karena sejarah sudah mebuktikan dan tak dapat
terbantahkan lagi, bahwa hasil sebuah Niat atau Visi yang mulia, Doa
yang Istiqomah, serta “Ikhtiar” yang sungguh-sungguh pada akhirnya
adalah buah “kemuliaan” yang manis dan terkenang tanpa lekang oleh
zaman.Insya Allah:)
" Ada Niat akan ada 1001 jalan untuk melakukan, tidak ada niat akan ada 1001 alasan untuk enggan melakukanya."
--Prof. Agus Sholahudin--
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentar lah dengan sopan