Kebesaran yang
sesungguhnya dari manusia terletak di dalam kemampuanya untuk mencapai kemajuan yang abadi. Jika
tidak demikian di dalam kehidupan yang sementara ini, ia adalah yang terlemah
dari segala sesuatu yang ada, ia menjadi subyek dari lapar, haus, panas, dingin
dan duka cinta. Hal-hal yang paling menyenangkan baginya sering berbahya pula
baginya, dan hal-hal yang bermanfaat baginya tidak dapat diperolehnya tanpa
kerja keras atau tanpa kesulitan.
Terhadap akal pikiranya, sedikit kekacauan
saja di dalam otaknya sudah cukup untuk menghancurkan atau membuatnya gila.
Terhadap kekuatanya, tali laba-laba saja sudah cukup untuk menghilangkan
ketenangan dan membuatnya susah tidur. Terhadap tabiatnya, ia menjadi marah
saat kehilangan uang lima sen. Terhadap ketampananya, ia sebenarnya sesuatu
yang memuakkan yang tertutup oleh kulit yang baik. Jika tidak sering di cuci,
maka ia akan menjadi sesuatu yang buruk dan hina.
Nyatanyan, manusia di dunia
ini lemah dan tidak berarti sama sekali. Hanya di dalam dunia yang berikutnya
ia akan menjadi berharga apabila melalui kebahagian, ia bangkit dari keadaanya
sebagai binatang menjadi bidadari. Jika tidak keadaanya akan lebih buruk dari
pada bajingan-bajingan yang akan musnah dan kembali menjadi debu.
Oleh karena itu sangat perlu baginya, pada
waktu yang sama menyadari kelebihanya, sebagai puncak dari segala sesuatu yang
tercipta, untuk belajar mengetahui ketidakmampuanya pula, karena hal-hal
tersebut merupakan kunci untuk mengenal Allah.
“Manusia yang paling mulia dan tinggi derajatnya di mata Tuhanya adalah Manusia yang bermanfaat bagi manusia lainya terlebih adil bagi semesta alam yang menjadi tempatnya hidup dan bernanung.”-N H J K C
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentar lah dengan sopan